BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Hutan
hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua menutupi banyak
lahan. Tegakan hutan hujan tropis didominasi oleh pohon hijau.Keanekaragaman
spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Vickery
(1984), menyatakan bahwa jumlah spesies pohon ditemukan dalam hutan hujan
tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lain
(Indriyanto, 2005:70).
Hutan
hujan tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat
banyak. Di Indonesia hutan hujan tropik terdapat di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, dan Irian jaya. Hutan tersebut mempunyai lebih kurang 3.000
jenis pohon dan termasuk ke dalam 450 marga atau genus (Indriyanto, 2012:13).
Vegetasi
pada hutan pegunungan sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim pada berbeda-beda
ketinggian. Suhu hutan turun mengikuti ketinggian tempat itu, bahkan pada
pegunungan yang sangat tinggi walaupun di daerah tropis. Secara umum curah
hujan lebih banyak pada daerah lereng gunung dibanding dengan daerah rendah itu
mendorong uap air ke atas sampai ke daerah pegunungan yang dingin yang akhirnya
hujan pada lereng-lereng gunung itu (Dirdjosoemarto, 2001:175).
Tanah
yang berlereng atau bersifat kurang dapat meneruskan air, air hujan yang banyak
turun akan lebih banyak hilang berupa air prngairan atau runoff aliran
permukaan, yang akibatnya menimbulkan 2
kerugian. Yang pertama : tanaman akan menderita kekurangan air yang seharusnya
meresa ke dalam tanah. Yang kedua : air pengairan di samping mengalir dengan
cepat juga mengangkut bahan-bahan tanah atas (lapisan olah yang umumnya subur.
Curah hujan yang tinggi dengan tingkat keadaan tanah yang kurang kuat
ikatannya. Selain meningkatkan aliran permukaan meningkat pula terangkut
partikel-partikel tanah (Mulyani & Kartasapoetra, 2005:100).
Menurut
Mulyani & Kartasapoetra (2005:111), sesungguhnya vegetasi pada permukaan
tanah itu pada umumnya dapat mencegah atau mengurangi berlangsungnya erosi,
akan tetapi karena tanaman itu berjenis-jenis maka pengaruh dan hasilnya pun
berbeda-beda pula. Rumput-rumputan atau tanaman yang rimbun yang tumbuh rapat
mempunyai kemampuan mencegah berlangsungnya erosi yang lebih besar dibanding
tanaman-tanaman yang tumbuh jarang serta tidak berdaun lebat.
Berkurangnya
hutan, air hujan yang meresap kedalam tanah berkurang, sehingga pengisian air
tanah berkurang pula. Karena itu di sampingnya banjir, kekurangan air juga akan
makin parah. Hilangnya hutan berarti pula makin besar erosi dan makin besar
erosinya makin tingginya kandungan lumpur dalam air sungai, kandungan lumpur
yang tinggi, air sungai menjadi keruh (Soemarwoto, 1998:328).
Kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara
kesuburantanah. Di kawasan hutan lindung ini tidak boleh dilakukan kegiatan
pengambilan hasil hutan, penebangan, pemukiman dan sebagainya yangdapat
berpengaruh terhadap mutu lingkungan di dalam dan sekitar hutan (Tuheteru, dkk,
2012:25).
Objek
wisata merupakan salah satu daerah yang
dilindungi, tujuan daerah yang dilindungi adalah untuk pencagaralaman. Oleh
karena itu pengembangan daerah yang dilindungi tidak boleh bertentangan dengan
tujuan. Pengembangan yang tidak bertentangan dengan tujuan itu ialah
pembangunan daerah itu untuk penelitian dan pendidikan. Pengembangan pariwisata
juga dapat diatur, agar tidak berlawanan dengan
tujuan pencagar alaman. Jenis pembangunan yang lain, misalnya
eksploitasi tumbuhan dan hewan, dan pertambangan, tidak sesuai dengan tujuan
daerah itu untuk pencagaralaman. Pembangunan itu secara tidak langsung
menyebabkan kerusakan fauna, flora dan bentang alam.
Objek
Wisata Batu Benawa Pagat merupakan salah satu objek wisata yang dikelola
pemerintah setempat, dan dibangga-banggakan oleh masyarakat sekitar. Bukan
hanya nilai sejarahnya yang sangat tinggi namun juga merupakan salah satu
sumber mata pencaharian sehari-hari bagi masyarakat sekitar. Di sekitar daerah
objek wisata ini juga banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan, baik dari
kelompok pohon, semak dan juga jenis herba. Tumbuhan ini tumbuh secara alami
sehingga juga dapat berfungsi untuk menjaga kelestarian objek wisata terutama
dari adanya pengikisan tanah akibat adanya hujan. Lebih-lebih lagi kelompok
tumbuhan jenis pohon tumbuh cukup heterogen pada sekitar daerah objek wisata.
Bedasarkan
uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti “ Struktur Vegetasi dan
Nilai Guna Pohon Pada Daerah Objek Wisata Batu Benawa Pagat Kecamatan Batu
Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah”
1.2. Perumusan
dan Pembatasan Masalah
1.2.1.
Perumusan
Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
1.
Jenis
pohon apa saja yang terdapat pada daerah Objek Wisata Pagat Kecamatan Batu
Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
2.
Bagaimana
struktur vegetasi pohon yang terdapat pada daerah Objek Wisata Batu Benawa
Pagat Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
3.
Bagaimana
nilai guna tumbuhan yang terdapat pada daerah Objek Wisata Batu Benawa Pagat
bagi penduduk sekitar.
1.2.2.
Pembatasan
Masalah
1.
Masalah
dalam penelitian ini hanya pada samping kanan gunung Sarigading, depan gunung Batu Benawa dan dekat pintu masuk
objek wisata yang terdapat pada daerah Objek Wisata Batu Benawa Pagat.
2.
Masalah
dalam penelitian ini hanya pada jenis pohon anakan, (tinggi pohon <1.5 m,
diameter batang <3 cm, batang berbuku-buku dengan adanya bekas atau sedang
ditumbuhi daun dan tidak mempunyai cabang atau ranting), remaja (tinggi pohon
<8 m, diameter batang 3 – 10 cm, batang sudah tidak ditumbuhi daun, memiliki
cabang batang atau ranting),dan dewasa ( tinggi pohon >8m, diameter pohon
>10 cm, batang mempunyai banyak cabang atau ranting, berbunga atau berbuah
pada umumnya.
3.
Nilai
guna digali dari wawancara dengan
penduduk dan membandingkan dengan buku pedoman menurut para ahli yaitu
Damanauw (1990), Indriyanto (2008:195 – 199), setijati, dkk (1977), Soemarwoto (1998), Suhardi, dkk (1999), Tuheteru (2012:61
– 85), Yadi (2013).
1.3. Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1)
Jenis-jenis
pohon yang terdapat pada daerah Objek Wisata Batu Benawa Pagat Kecamatan Batu
Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
2)
Struktur
vegetasi pohon yang terdapat pada daerah Objek Wisata Batu Benawa Pagat
Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
3)
Nilai
guna tumbuhan yang terdapat pada daerah Objek Wisata Batu Benawa Pagat
Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
1.3.2
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat terutama sebagai:
1)
Informasi
bagi masyarakat sekitar dan pencinta tumbuhan tentang jenis pohon yang terdapat
pada daerah Objek Wisata Batu Benawa Pagat Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu
Sungai Tengah.
2)
Sebagai
tambahan Informasi bagi pengelola Objek Wisata Batu Benawa Pagat Kecamatan Batu
Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
3)
Tambahan
pengetahuan tumbuhan bagi mahasiswa Biologi tentang jenis-jenis pohon yang
menyusun daerah Objek Wisata Batu Benawa Pagat Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah
dalam pengetahuan yang berhubungan dengan mata kuliah khususnya dunia tumbuhan.
4)
Informasi
tambahan bagi peneliti lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar