Kamis, 03 April 2014

BAB II Proposal Skripsi Ekologi (struktur Vegetasi Pohon)



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Pembagian Dunia Tumbuhan
Menurut Mechael (1994:74), tumbuh-tumbuhan secara nyaman dapat dikelompokkan menjadi 4 kategore utama : pohon-pohon, semak-semak, tanaman rempah-rempah dan tumbuhan lumut. Pohon-pohon tumbuhan berkayu dengan batang tunggal yaitu trunk, mereka dikenali dari belukar bedasarkan tingginya. Pohon umumnya lebih tinggi dari 8 meter.
Tumbuhan hanya dapat hidup di tempat yang kondisinya cukup sesuai baginya, dan jenis-jenis yang berbeda seringkali mempunyai kebutuhan yang sama sekali berbeda. Berarti, bahwa kondisi setempat merupakan faktor-faktor utama dalam membatasi agihan jenis tumbuhan tertentu (Polunin N, 1990:93),
Menurut Hardiansyah & Ramli (2004:24), menjelaskan bahwa dalam suatu metode pengukuran diameter batang dan tinggi pohon sangat penting dalam mempelajari struktur tegakan, terutama dalam memperkirakan komposisi umur dan proses regenerasi atau komunitas. Bedasarkan kelas diameter batang, pohon dibedakan atas  tiga kelas yaitu:
1)        Kelas yang berdeameter kurang dari 3 cm dan dikategorikan sebagai seedling
2)        Kelas deameter 3 – 10 cm, yang dikategorekan sebagai sapling, dan
3)        Kelas diameter lebih dari 10 cm, yang dikategorikan pohon dewasa.
Sedangkan menurut Indriyanto (2008:22),  klasifikasi pohon bedasarkan ukuran dan morfologinya sebagai berikut:
a.         Seedlings, yaitu pohon yang tinggi kurang dari 1,5 meter dengan deameter kurang batang dari 10 cm
b.        saplings, yaitu pohon yang tingginya lebih dari 1,5 meter dengan deameter batang kurang dari 10 cm
c.         Dewasa  (poles), yaitu pohon dengan deameter batang 10 cm – 19 cm.
Sedangkan secara morfologinya dapat dilihat dengan ciri- ciri sebagai   berikut:
a.         Sedlings, yaitu  batang berbuku-buku, buku-buku batang ada tumbuhnya daun dan batang pohon belum mempunyai cabang batang atau rating
b.        Sapling, yaitu buku-buku batang tidak lagi ditumbuhi daun , dan sudah mempunyai cabang batang atau ranting
c.         Dewasa (poles), yaitu mempunyai cabang batang atau ranting, berbunga atau berbuah pada umumnya.

2.2         Kajian Struktur Vegetasi
Komunitas tumbuhan adalah unit-unit alami vegetasi dan merupakan benda nyata dan ini tampak dari kata-kata dalam pembicaraan sehari-hari. Seperti hutan padang rumt, dewasa dan rawa. Dalam setiap komunitas yang mantap tumbuhan terdapat dalam ukuran yang berbeda-beda dan tersebar sedemikian rupa sehingga membentuk pola tiga demensi.Suatu stratifikasi vegetasi dalam suatu ekosistem sangat mencolok dalam sebuah ekosistem hutan hujan (Loveless, 1989:244).
Menurut Hardiansyah (2010:11), dari hasil penelitian menunjukan tumbuhan di alam tidak merata (tidak mempunyai jarak yang sama) disebabkan karena adanya perbedaan dalam kondisi lingkungan, sumber daya tetanga dan gangguan. Hal ini semua merupakan faktor yang mempengaruhi dinamika populasi tumbuhan.
Kebanyakan komunitas memperlihatkan pola atau struktur dalam tanaman bagian komponen. Struktur suatu komunitas terdapat dalam bentuk stratifikasi tegak (misalnya komonitas hutan), zonasi mendatar (komunitas laut interdial) atau dalam pola-pola fungsional yang berkaitan dengan aktivitas,jaringan makanan, perilaku reproduksi atau perilaku social organisme. Untuk menerangkan struktur dan komposisi suatu jenis tumbuhan di suatu tempat, diperlukan sejumlah satuan pengukuran yaitu kerapatan atau densitas, frekuensi, luas penutupan dan biomassa (Michael, 1994:268).
Menurut Hardiansyah (2000:14), menjelaskan bahwa struktur dalam komunitas meliputi kerapatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting. Kerapatan menunjukan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap-tiap petak contoh. Frekuensi suatu jenis adalah berapa jumlah petak contoh yang memuat jenis tersebut dari jumlah petak contoh yang dibuat. Dominansi menyatakan berapa luas area yang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan atau kemampuan suatu jenis tumbuhan dalam hal bersaing terhadap jenis lain. Sedangkan nilai penting merupakan jumlah nisbi kedua atau ketiga parameter di atas.

2.3         Pengaruh Hutan terhadap lingkungan
Menurut (UU RI No. 41 Tahun 1999), yang dikutif oleh Indriyanto (2005:4), hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominansi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat terpisahkan.
Fungsi ekosistem hutan bagi tanah yang ada disekitarnya adalah penyubur, bagi hutan yang tidak terganggu.Butir-butir tanah air hujan yang ditahan oleh tajuk pohon, sehingga tidak langsung menimpa tanah. Penahan oleh tajuk pohon akan mengurangi resiko tetesan langsung ketanah. Sebab vegetasi tersebut menghasilkan serasah yang dapat meningkatkan porositas tanah. Meningkatnya porositas tanah disebkan oleh adanya serasah, juga disebabkan oleh sistem perakaran pohon (vegetasi). Serasah dan sistem perakaran  pohon ternyata memilki peranan yang cukup banyak dari segi hidro-orologi ( pengaturan tata air dan tanah) misalnya meningkatkan kapasitas infiltarasi, menekan aliran permukaan menyebabkan erosi, mencegah tanah longsor, dan miningkatkan peroklasi (Hanilton dan King, 1988). Peroklasi, yaitu peristiwa bergerak air kebawah dalam profil tanah (Arsyad, 1983) dalam (Indriyanto 2005:5). 
Menurut Junus, dkk (1985:56), menyatakan bahwa hutan merupakan bagian terpenting dalam suatu daerah aliran sungai, karena dapat mengatur debit air sungai pada musim hujan dan musim kemarau. Hutan ini mempunyai tempat atau kedudukan yang strategis pada suatu daerah yang tinggi dengan kelerengan yang besar dan pada tanah berpasir yang mudah tererosi dengan curah hujan besar dan intensitas hujan tinggi
Kegunaan hutan adalah sebagai berikut :
1)        Mempunyai pengaruh terhadap iklim makro, dapat menurunkan suhu maksimum, menaikkan suhu minimum, menaikkan kelembaban relative dan mengurangi kecepatan angin
2)        Mempunyai pengaruh terhadap presipitasi setempat, limpasan permukaan (surface runoff), erosi dan hilangnya air disebabkan penguapan
3)        Dapat mencegah erosi, mengendalikan banjir dan sebagai pemberi air bersih secara teratur
4)        Menjaga porositas tanah dan meningkatkannya pengaruh serasah
5)        Mempercepat proses pembentukan tanah menjadi tebal dan dapat menyimpan air, karena adanya perakaran dan humus, akibat kematian air secara alamiakar tanaman berbentuklah rongga-rongga di dalam tanah sehingga daya tampung meningkat.
Demikian juga dengan adanya hutan yang lebat, dimana banyak tumbuhan yang besar hidup disana maka suatu daerah tersebut akan dapat mencegah erosi yang disebabkan adanya pengikisan oleh air hujan. Karena dengan adanya tumbuhan biasanya memiliki perakaran yang besar dan luas sehingga akan dapat menyerap air yang banyak serta rongga-rongga yang dibentuknya dalam tanah maka akan dapat menampung air yang banyak.

2.4         Peranan vegetasi terhadap ekosistem
Vegetasi sebenarnya  makhluk yang paling menentukan dalam suatu ekosistem karena mempunyai peranan sebagai berikut :
1)        Sebagai perubahan terbesar dari lingkungan karena mempunyai fungsi sebagai perlindungan sehingga dapat mengurangi radiasi matahari, mengurangi temperatur yang ekstrim. Melalui proses transpirasi dapat mengalirkan air tanah ke udara. Serasahnya yang mancur dapat menambah humus pada tanah, dan lainnya.
2)        Sebagai pembangkit energi untuk seluruh ekosistem. Hanya vegetasi yang dapat memanfaatkan energi surya secara langsung dan mengubah menjadi berguna bagi organisme lain, melalui proses fotosintesis. Semua organisme dalam ekosistem sangat bergantung kepada energ yang dihasilkannya.
3)        Sebagai sumber hara mineral. Kehidupan memerlukan karbon, hidrogen, oksigen, kalsium dan banyak lagi unsur-unsur lainnya. Semua unsur ini terdapat dalam tanah dan atmosfer. Hewan dan manuasia tidak mempunyai kemampuan mengikat maupun menguraikan ion-ion mineral dari tanah. Unsur-unsur tersebut tersedia bagi organisme hidup lainnya setelah melalui  proses sintesis yang terjadi dalam tubuh tanaman. Peredaran (siklus) karbon dan oksigen di alam, sangat dipengaruhi oleh proses fotosintesis dan respirasi tanaman.

2.5         Kajian faktor lingkungan
Lingkungan adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme. Setiap organisme hidup dalam lingkungannya masing-masing. Begitu juga jumlah dan kualitas organisme dalam keadaan ilmiah dipengaruhi oleh organisme lainnya. Demikian juga faktor-faktor kimia fisika yang bekerja dalam daerah itu. Hubungan timbal balik faktor fisika dan biologis menghasilkan pemantapan kekhasan fauna dan flora dalam daerah tersebut (Zoer’aini, 2012:108).
2.5.1        Habitat
Habitat yaitu tempat tinggal suatu makhluk hidup. Semua makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang di sebut habitat. Istilah habitat juga dapat dipakai untuk menunjukan tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas. Sebagai contoh untuk menyebut tempat hidup suatu padang rumput dapat menggunakan habitat padang rumput, untuk hutan mangrove dapat disebut hutan mangrove, untuk hutan hujan tropik dapat menggunakan hutan hujan tropis, dan lain sebagainya (Indriyanto,  2005:27).
Hutan hujan tropis (Tropical rain forest atau mountain rain forest) sangat menarik, merupakan ekositem yang klimaks klimatiks tetumbuhan yang ada dalam hutan ini tidak pernah menggugurkan daun, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang sedang berbunga, ada yang sedang berbuah, ada yang dalam perkecambahan, atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat dan kelakuan masing-masing jenis tetumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis mempunyai vegetasi yang khas daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan dataran yang memiliki iklim panas, curah hujan cukup banyak serta membagi rata (Zoer’aini, 2012:143).
2.5.2   Faktor tempat tumbuh
Jenis pohon dapat tumbuh di suatu lokasi dan cepat pertumbuhannya sangat ditentukan oleh faktor tempat tumbuh hutan (faktor tapak). Tempat tumbuh hutan (tapak) merupakan tempat yang dipandang dari segi faktor ekologinya mempunyai kemampuan untuk menghasilkan vegetasi lainya. Dengan kata lain, tempat tumbuh merupakan gabungan kondisi biotek, iklim dan tanah pada sebuah tempat. Kulitas tempat tumbuh merupakan gabungan dari banyak faktor lingkungan, misalnya jenis tanah, kedalam tanah, tekstur tanah, karakteristik propel tanah, komposisi mineral, kecuraman lereng, arah lereng, dan iklim mikro (indriyanto, 2008:36).
2.5.4        Tanah
Tanah merupakan medium atau tempat untuk tumbuh dan berkembangnya pohon. Tanah adalah kumpulan-kumpulan bahan alami yang terdapat pada permukaan bumi atau tempat berpijak pepohonan. Pohon tumbuh akan lebih besar pada tanah yang lebih subur dari pada di tempat tumbuh yang jelek atau miskin hara (Indriyanto, 2008:36).
2.5.5        Air
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap vegetasi adalah kandungan air tanah akan garam-garam anorganik yang terlarut yang berasal dari bahan mineral yang ada dari penguraian bahan organik. Unsur-unsur tertentu penyusunan garam-garam ini merupakan unsur esensial untuk kehidupan tumbuhan sehat bahkan untuk hidup dan matinya tumbuhan (Polunin N, 1990:370).
Air, di dalam tubuh tanaman diperlukan secara terus menerus, dengan demikian jika suplai air ini mengalami gangguan, maka mempengaruhi reaksi biosentesis yang terjadi. Penggolangan kadar air tanah (jenuh, lembab, kering) mengikuti kondisi lapangan yang biasa terdapat dan berlaku dikalangan petani. Kondisi lahan jenuh memilki tanah lunak, lekat dan liat, sedangkan lahan kering dicirikan oleh tanah yang bersifat kering, retak-retak, keras dan kasar bila diraba, sedangkan lembab dicirikan pada kondisi air tanah yang optimum. Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap pengolahan tanah. Dengan demikian kekurangan air dapat mempengaruhi pertumbuhan bahkan penurunan hasil (Yunus, 2004:96).
2.5.6        Iklim
Suatu konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem atau lingkungan, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Menurut pengertiannya suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja teratur sebagai suatu kesatuan. Lingkungan terbentuk oleh komponen hidup dan takhidup disuatu tempat berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem itu (Soemarwoto, 1998:23). Sedangkan menurut Michael (1994:13), faktor lingkungan utama yang menentukan keberadaan spesies tumbuhan adalah faktor iklim (cahaya, suhu, air, kelembaban, dan angin) faktor tofografi.
a)    Cahaya matahari (sinar)
Cahaya matahari sangat penting bagi kehidupan organisme dalam segi mempengaruhi dan mengontrol. Cahaya sangat diperlukan untuk fotosintesis yang mempengaruhi pertumbuhan setiap tumbuhan (Dirdjosoemarto, 2001:24)
b)    Suhu
Suhu adalah faktor ekologi yang sangat terkenal dan juga sangat mudah diukur. Pengaruh suhu bersifat umum, seringkali suhu merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan dan penyebaran tanaman dan hewan. Pengaruh pembatas suhu menghasilkan zonasi dan stratifikasi yang terjadi dalam air dan tanah (Michael, 1994:14).
c)    Kelembaban udara
Menurut Michael (1994:13), menyatakan bahwa jumlah uap air yang ada dalam udara diacu sebagai kelembaban, faktor suhu dan tekanan mempengaruhi kelembaban, sehingga sering diukur kelembaban relative, kelembaban adalah faktor ekologis yang penting karena ia mempengaruhi aktivitas organisme dan membatasi penyebaran dengan harian, serta keragaman tegak dan mendatar. Pengukuran-pengukuran sekejap, terus menerus atau total mengenai kelembaban relative dilakukan.
d)   Angin
Pertumbuhan tanaman, pangkal pohon dapat berfungsi sebagai penyangga dan bagian atasnya dapat tumbuh pada sisi jauh dengan angin, pasir, debu sebaran garam atau bahan-bahan yang dibawa angin memiliki pengaruh mengikisnya pada berbagai komponen lingkungan. Angin keras yang sesekali juga akan memiliki pengaruh pada lingkungan, karena mereka mematah dahan pohon, meyebarkan bagian-bagiannya serta buah-buahnya. Perubahan faktor ekologi lainnya. Aktivitas dan pola penyebaran organisme dapat juga dibatasi angin (Michael, 1994:14).
2.5.7        Pengaruh keasamaan (pH)
Menurut Yunus (2003:29), menjelaskan bahwa reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman suatu alkalinitas tanah yang dapat ditunjukan dalam pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion H+ didalam tanah. Makin tinggi pH kadar ion H+ dalam tanah maka semakin masam. Pentingnya pH tanah adalah sebagai berikut : 1) menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, 2) menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan 3) mempengaruhi perkembangan organisme.
2.5.8        Faktor tofografi
Menurut Polunin (1990:400), menyatakan bahwa tofografi memilki sifat seperti ketinggian dan kemiringan, proses geodinamika seperti pedangkalan dan erosi, dan konsekuensi oleh geolgi setempat.
2.5.9        Curah Hujan
Hujan merupakan satu bentuk presivitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat diatmosfir, bentuk presivitasi disebut adalah salju atau es. Bila dikatakan hujan dengan intensitas besar, ini berarti hujan lebat, kurang baik bagi tanaman dan dapat menimbulkan erosi ( Kartasapoetra, dkk, 1987:23).

2.6         Hutan dan Nilai Keanekaragaman Hayati
Eksistensi dan perkembangan manuasia dan perkembangan non manusia di bumi, memiliki nilai-nilai tersendiri  bagi dirinya ( intrinsic value). Eksistensi tumbuhan di bumi juga memiliki nilai bagi dirinya sendiri dan bila dimanfaatkan oleh manusia harus memiliki kaidah konservasi untuk menjaga kelangsungannya (Suryadarma, 2008:15).
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan jenis flora dan fauna dengan tipe-tipe hutan yang bervariasi di dunia, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara “mega biodiversity” kedua setelah Brazil. Selain itu, Indonesia juga menduduki lima besar di dunia untuk kekayaan jenis tumbuhan dengan 3.8000 jenis spesies. Indonesia juga merupakan salah satu pusat Vavilov di dunia. Vavilov adalah pusat penyebaran tumbuhan ekonomi (komersial) buah-buahan tropik, jahe-jahean dan kayu. Keanekaragaman hayati memiliki beranekaragam nilai atau arti bagi kehidupan. Ia tidak hanya bermakna sebagai modal untuk menghasilkan produk dan jasa saja (aspek ekonomi) tetapi juga mencakup aspek sosial, lingkungan, sistem pengetahuan dan informasi dan etika serta kaitan di antara berbagai aspek (Tuheteru, 2012:13).
Manfaat hutan secara langsung bagi kehidupan manusia adalah sebagai sumber kayu bakar, bahan bangunan, bahan kerajinan, tumbuhan hias, obat-obatan tradisional, tambahan bahan bangunan atau sebagai sumber devisa negara. Sedangkan fungsi hutan secara langsung antara lain memulihkan kualitas lingkungan hidup, seperti mengatur tata air, perlindungan bahaya erosi, memelihara iklim setempat, untuk rekreasi dan sebagainya (Tuheteru, 2012:13).

2.7         Tinjauan Daerah Penelitian
Objek Wisata Batu Benawa Pagat Merupakan salah satu Objek Wisata yang terdapat di Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Objek Wisata ini terletak ± 500 m dari Kecamatan Batu Benawa dan ± 7 Km dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Di kecamatan ini terdapat objek wisata yang cukup populer dikunjungi masyarakat sekitar, bahkan dari berbagai daerah. Objek Wisata Batu Benawa Pagat atau yang dikenal Objek Wisata Pagat ini merupakan objek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat dengan luas daerah ±  209 M2.
Pada sekitar daerah objek wisata ini mempunyai ekosistem yang cukup strategis, dimana merupakan daerah dataran tinggi, jika ditinjau satu persatu, pada objek wisata terdapat sebuah gunung batu kapur, yang dinamakan dengan gunung Batu Benawa, sebuah dataran, lereng gunung, dan dilewati sebuah sungai. Pada sekitar daerah tersebut banyak ditumbuhi oleh tumbuhan yang beranekaragam, baik besar maupun kecil, terutama disini cukup banyak jenis pohon-pohonan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar