KAJIAN SEMIOTIK DALAM ANTOLOGI PUISI DEBUR
OMBAK GURUH GELOMBANG KARYA JAMAL T.
SURYANATA
1.
Latar Belakang Masalah
Sastra
adalah suatu bentuk dan hasil seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra juga merupakan
media penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang
kehidupan umat manusia, baik menyangkut kehidupan sosial, budaya, kesenian
dalam sistem berpikir. Sastra
adalah karya seni, ia harus diciptakan dengan suatu daya kreativitas,
kreativitas itu tidak saja dituntut dalam upaya melahirkan pengalaman batin
dalam bentuk karya sastra, tetapi lebih dari itu ia harus pula kreatif dalam
memilih unsur-unsur terbaik dari pengalaman hidup manusia yang dihayatinya
(Semi, 1993 : 11).
Salah
satu genre sastra yang memiliki nilai keindahan dari segi struktur dengan
cakupan makna yang luas dari segi pemaknaan adalah puisi. Puisi sebagai karya
seni itu puitis. Kata puitis sendiri sudah mengandung nilai keindahan
tersendiri untuk puisi (Pradopo, 2007:13).
Disamping
sebagai struktur, puisi dapat pula dipandang sebagai tanda. Sebagai sebuah
tanda, puisi mempunyai dua watak, yaitu otonom dan komunikatif (Djojosuroto,
2005:12). Dalam watak otonomnya, puisi terikat oleh kode sastra, puisi harus
mempunyai bobot kesastraan. Dalam watak komunikatifnya, puisi terikat kode
bahasa dan kode budaya, penyair menyampaikan gagasan tertentu kepada pembacanya
berdasarkan budaya yang melekat pada pribadi penyair maupun pembacanya.
Pemaknaan
puisi meliputi tiga tingkatan. Tingkatan pertama, tanda kebahasaan yang
mempunyai kaitan dengan makna denotative. Tingkatan kedua, tanda kebahasaan
yang berhubungan dengan makna konotatif yang dihasilkan penafsir, dan tingkatan
ketiga adalah makna hasil penafsiran penanggap.
Salah satu cara untuk menggauli atau
menterjemahkan makna puisi secara mendalam adalah dengan menganalisis puisi
melalui pendekatan semiotik ( analisis semiotik). Menganalisis puisi bertujuan
untuk memahami makna puisi. Menganalisis puisi adalah usaha menangkap dan
memberi makna kepada teks puisi (bait-bait puisi), karena bait-bait puisi
tersebut merupakan struktur yang bermakna (Pradopo, 2007:120).
Terkait dengan pemaparan di atas, maka muncul
keinginan bagi peneliti untuk mengkaji secara mendalam terhadap puisi Debur
Ombak Guruh Gelombang karya Jamal T.Suryanata.
Jamal T. Suryanata (sekedar nama pena yang
selalu dicantumkan Jamaluddin) dilahirkan pada 1 September 1966 di Kandangan
(HSS), Kalimantan Selatan. Menyelesaikan studi di STKIP PGRI Banjarmasin pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID) dengan
skripsi berjudul “Sajak-sajak Ajamuddin Tiffani dalam Sentuhan Sufistik:
Hermeneutika Kerohanian Sebagai Titik Tlak Pengkajian” (1999), kemudian Program
Pascasarjana (pada program studi yang sama) di FKIP Unlam Banjarmasin dengan
tesis “Cerpen Banjar 1980-2000: Tinjauan Struktur, Isi, dan Konteks Sosialnya”
(2004).
Apresiasi
akademik atas puisi-puisi Jamal T. ASuryanata yang dimuat dalam antologi puisi
Debur Ombak Guruh Gelombang ini telah dilakukan oleh salah satu mahasiswa PBSID
STKIP PGRI Banjarmasin, yaitu :
Ø Heni Watimena (2011), kajian semiotik terhadap
kumpulan puisi Debur Ombak Guruh Gelombang karya Jamal T. Suryanata.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana pembacaan heuristik berdasarkan
tanda dalam antologi puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
b. Bagaimana pembacaan hermeneutik berdasarkan
tanda dalam antologi puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
c. Pemaknaan apa saja yang terdapat pada puisi
yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
3.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana cara pembacaan
heuristik berdasarkan tanda dalam antologi puisi yang dijadikan sumber data
dalam penelitian ini.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara pembacaan
hermeneutik berdasarkan tanda dalam antologi puisi yang dijadikan sumber data
dalam penelitian ini.
c. Untuk mendeskripsikan pemaknaan yang terdapat
pada puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
4.
Manfaat Penelitian.
Penelitian tentang kajian semiotik dalam puisi
Debur Ombak Guruh Gemilang karya Jamal T. Suryanata akan bermanfaat :
a. Bagi para mahasiswa dapat dijadikan sebagai
bahan masukan ketika mereka melakukan kajian semiotik dalam puisi karangan
penyair lainnya.
b. Bagi para anggota masyarakat pada umumnya
dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang berharga untuk memahami lebih jauh
tentang kajian semiotik dalam puisi yang diolah dan dipilih oleh para penyair
lainnya.
c. Untuk menambah wawasan bagi peneliti tentang
kajian semiotik sebuah puisi yang merupakan bagian dari pengajaran sastra.
d. Dapat digunakan sebagai dokumentasi dan bahan
kepustakaan untuk penelitian berikutnya bagi yang ingin meneliti puisi
berdasarkan analisis semiotik.
5.
Penegasan Istilah
Demi menghindari terjadinya
kesalah-pahaman istilah dalam penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan
penegasan istilah. Adapun istilah-istilah yang peneliti gunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Kajian adalah hasil dari mengakaji, yaitu bisa
disebut juga penyelidikan yang mendalam (Poerwadarminta, 2007:5080).
2. Dalam Kamus
Istilah Sastra dikatakan puisi adalah “gubahan dalam bahasa yang bentuknya
dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan
pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan
makna khusus” (Zaidan, dkk, 2004:159-60).
3.
Semiotik
(semiotika) adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena
sosial/ masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik
mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda-tanda mempunyai arti. Dalam lapangan kritik sastra, semiotik
meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada
konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-ciri (sifat) yang memberi makna
bermacam-macam cara (modus) wacana (Pradopo, 2007:85).
6.
Landasan Teori
6.1 Pengertian
Puisi
Shanon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6)
mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair
romantic Inggris, sebagai berikut :
Wordwoth
mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu
perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi
itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-campur.
Shelley mengemukakan bahwa puisi
adalah rekaman deti-detik yang paling indah dalam hidup, misalnya
peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat
seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan
karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang
paling indah untuk direkam.
6.2 Kajian
Semiotik
Dari
segi istilah, semiotik berasal dari kata Yunani kuno “semeion” yang berarti tanda atau “sign” dalam bahasa inggris. Semiotik merupakan ilmu yang mengkaji
hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan ekspresi. Sehubungan dengan
sastra, semiotik secara khusus mengkaji karya sastra (termasuk puisi) yang
dipandang memiliki sistem tersendiri yang harus dikaitkan dengan masalah seperti
ekspresi, bahasa, situasi, simbol, dan gaya.
Semiotik
menjadi satu istilah untuk kajian sastra yang bertolak dari pandangan bahwa
semua yang terdapat dalam karya sastra (termasuk puisi) merupakan lambang-lambang
atau kode-kode yang mempunyai arti atau makna tertentu. Arti atau makna itu
berkaitan dengan sistem yang dianut. Pengetahuan tentang kehidupan masyarakat
tidak dapat diabaikan dalam kajian semiotik.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kajian semiotik merupakan kajian terhadap
tanda-tanda secara sistematis yang terdapat dalam karya sastra (termasuk
puisi). Ada dua hal yang berhubungan dengan tanda, yakni yang menandai atau
penanda dan yang ditandai atau petanda. Hubungan antara tanda dengan acuannya
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Ikon
Ada
kemiripan antara acuannya dengan tanda. Tanda tersebut memang mirip dengan
acuanya atau merupakan gambar/arti langsung dari petanda.
2. Indeks
Istilah
indeks berarti bahwa antara tanda dan acuannya ada kedekatan eksistensial.
Penanda merupakan akibat dari petanda (hubungan sebab akibat).
3. Simbol
Penanda
tidak merupakan sebab atau akibat dan tidak merupakan gambaran langsung dari
petanda, tetapi hubungan antara tanda dan acuannya yang telah terbentuk secara
konvensional. Jadi, sudah ada persetujuan antara pemakai tanda dengan acuannya.
Untuk melakukan kajian semiotik
terhadap puisi, dapat dilakukan dengan pemaknaan sebagai berikut :
1. Puisi dikaji ke dalam unsur-unsur dengan
memperhatikan saling hubungan antar unsur-unsurnya dengan keseluruhannya.
2. Tiap unsur puisi dan keseluruhannya diberi
makna sesuai dengan konvensi puisi.
3. Setelah puisi dikaji ke dalam unsur-unsurnya
dan dilakukan pemaknaan, puisi dikembalikan kepada makna totalitasnya dengan
kerangka semiotik.
4. Untuk pemaknaan diperlukan pembacaan secara
semiotik, yaitu pembacaan heuristik
dan pembacaan hermeneutik.
(Riffaterre, 1978:5-6; Pradopo, 2003:95).
Pembacaan heuristik adalah pembacaan karya
sastra (puisi) berdasarkan struktur kebahasaannya atau secara semiotik adalah
berdasarkan konvensi system semiotik tingkat pertama. Pembacaan hermeniutik merupakan pembacaan ulang
sesudah pembacaan heuristik dengan
memberikan tafsiran berdasarkan konvensi sastra (Pradopo, 2003:96).
7.
Metode dan Teknik Penelitian
7.1
Metode Penelitian
Dalam
sebuah penelitian, penentuan sebuah metode sangat perlu agar proses kerja dapat
dilaksanakan secara sistematis dan terarah sehingga tujuan penelitian dapat
dicapai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif
analisis. Metode deskriftif analisis dilakukan dengan cara mendeskrifsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2006:53).
7.2
Teknik Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik. Penelitian
sastra dengan menggunakan pendekatan semiotic itu sesungguhnya merupakan
lanjutan dari pendekatan strukturalisme. Strukturalisme itu tidak dapat
dipisahkan dengan semiotik. Alasannya adalah karya sastra itu merupakan
struktur tanda-tanda yang bermakna. Tanpa memperhatikan sistem tanda, maknanya,
dan konvensi tanda, struktur karya sastra ( atau karya sastra) tidak dapat
dimengerti maknanya secara optimal (Jabrohim, 2007:67).
7.2.1
Teknik Pengumpulan Data
Sesuai
metode yang digunakan, maka teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan dokumentasi kepustakaan. Data kepustakaan ini diperlukan
untuk kepentingan telaah puisi berdasarkan analisis semiotik dalam antologi
puisi.
7.2.2
Teknik dan Analisis Data
Adapun
teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah
seperti yang digunakan oleh Endrawarsa (2008:162).
Tahapan-tahapan
analisi tersebut adalah:
a. Membaca karya tersebut secara cermat dan
berulang-ulang. Pembacaan berulang-ulang akan membantu peneliti mengadakan
data.
b. Setelah pembacaan dilakukan secara cermat
selanjutnya bacaan dipilah-pilah agar mempermudah menganalisisnya. Kemudian dia
juga menjelaskan bahwa data tersebut harus dicari yang benar-benar relevan
dengan obyek penelitian.
c. Unsur-unsur yang sudah relevan tadi kemudian
dianalisis isi karena data-data yang tersaji pada umumnya bertumpu pada simbol-simbol.
d. Setelah itu lalu ditafsirkan menurut pandangan
pada masa orde lama yang terjadi pada saat itu, sehingga diperoleh
refleksi-refleksi simbolik pada puisi yang diteliti.
7.3
Variabel, dan Subvariabel
Variabel
|
Subvariabel
|
Kajian Semiotik
|
a.
Pembacaan Heuristik
b.
Pembacaan
Hermeneutik
c.
Pemaknaan Puisi
|
7.4
Data dan Sumber Data
Sumber
data pada penelitian ini adalah antologi puisi Debur Ombak Guruh Gelombang yang
diterbitkan oleh Tahura Media, Banjarmasin Tahun 2009 dengan tebal xvi + 94
halaman (80 puisi). Adapun judul puisi yang menjadi penelitian adalah Dengan
Sajak karya Jamal T. Suryanata.
7.5
Prosedur Penelitian
7.5.1
Persiapan
Kegiatan penelitian yang dilakukan tahap ini
antara lain :
1. Mengumpulkan bahan dokumentasi dan bahan
pustaka mengenai kajian semiotik dalam puisi yang diteliti.
2. Meneliti bahan dokumentasi dan bahan pustaka
mengenai kajian semiotik dalam puisi yang diteliti.
3. Menyusun rencana penelitian mengenai kajian semiotik
dalam puisi yang diteliti.
7.5.2
Pelaksanaan
Kegiatan
penelitian yang dilakukan pada tahap antara lain :
1. Memilih puisi yang diteliti, yakni puisi yang
mengandung tentang tanda-tanda.
2. Mengklasifikasikan kajian semiotik yang
terdapat di dalam puisi sumber data.
Penyelesaian
Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap
ini antara lain :
1. Menyusun laporan hasil penelitian.
2. Memperbaiki laporan hasil penelitian.
7.5.3
Jadwal Penelitian
Penelitian ini dijadwalkan
berlangsung selama 2 bulan, yakni sejak tanggal 14 Maret 2012 sampai dengan
tanggal 14 Mei 2012 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
No
|
Kegiatan
|
Tanggal
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
|
Tahap Persiapan
Tahap
Pengumpulan Data
Tahap Analiss
Data
Tahap Perbaikan
|
14-21 Maret
2012
22 Maret- 11
April 2012
11-30 April
2012
2-4 Mei 2012
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Endrawarsa, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra, Epistomologi,
Model Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Widyatama.
Jabrohim. 2002. Metadologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : Hanindita Graha Widya.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah
Mada.
Semi, Atar. 1993. Anatomi Sastra. Bandung : Angkasa Raya.
Suryanata, Jamal T. 2010. Tragika Sang Pencipta. Karangnongko : AKAR Indonesia.
Sulistyowati,
Endang dan Tarman Effendi Tarsyad. 2011. Teori
dan Sejarah Puisi Indonesia. Banjarbaru: Scripta Cendikia.
Tarsyad,
Tarman Effendy. 2009. Bahasa dan Gaya
Puisi Sapardi Djoko Damono (Analisis Stilistika). Banjarmasin: Tahura
Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar