Selasa, 01 April 2014

makalah KAJIAN SEMIOTIK DALAM ANTOLOGI PUISI DEBUR OMBAK GURUH GELOMBANG KARYA JAMAL T. SURYANATA



KAJIAN SEMIOTIK DALAM ANTOLOGI PUISI DEBUR OMBAK GURUH GELOMBANG  KARYA JAMAL T. SURYANATA
1.      Latar Belakang Masalah
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra juga merupakan media penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia, baik menyangkut kehidupan sosial, budaya, kesenian dalam sistem berpikir.        Sastra adalah karya seni, ia harus diciptakan dengan suatu daya kreativitas, kreativitas itu tidak saja dituntut dalam upaya melahirkan pengalaman batin dalam bentuk karya sastra, tetapi lebih dari itu ia harus pula kreatif dalam memilih unsur-unsur terbaik dari pengalaman hidup manusia yang dihayatinya (Semi, 1993 : 11).
Salah satu genre sastra yang memiliki nilai keindahan dari segi struktur dengan cakupan makna yang luas dari segi pemaknaan adalah puisi. Puisi sebagai karya seni itu puitis. Kata puitis sendiri sudah mengandung nilai keindahan tersendiri untuk puisi (Pradopo, 2007:13).
Disamping sebagai struktur, puisi dapat pula dipandang sebagai tanda. Sebagai sebuah tanda, puisi mempunyai dua watak, yaitu otonom dan komunikatif (Djojosuroto, 2005:12). Dalam watak otonomnya, puisi terikat oleh kode sastra, puisi harus mempunyai bobot kesastraan. Dalam watak komunikatifnya, puisi terikat kode bahasa dan kode budaya, penyair menyampaikan gagasan tertentu kepada pembacanya berdasarkan budaya yang melekat pada pribadi penyair maupun pembacanya.
Pemaknaan puisi meliputi tiga tingkatan. Tingkatan pertama, tanda kebahasaan yang mempunyai kaitan dengan makna denotative. Tingkatan kedua, tanda kebahasaan yang berhubungan dengan makna konotatif yang dihasilkan penafsir, dan tingkatan ketiga adalah makna hasil penafsiran penanggap.
Salah satu cara untuk menggauli atau menterjemahkan makna puisi secara mendalam adalah dengan menganalisis puisi melalui pendekatan semiotik ( analisis semiotik). Menganalisis puisi bertujuan untuk memahami makna puisi. Menganalisis puisi adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks puisi (bait-bait puisi), karena bait-bait puisi tersebut merupakan struktur yang bermakna (Pradopo, 2007:120).
Terkait dengan pemaparan di atas, maka muncul keinginan bagi peneliti untuk mengkaji secara mendalam terhadap puisi Debur Ombak Guruh Gelombang karya Jamal T.Suryanata.
Jamal T. Suryanata (sekedar nama pena yang selalu dicantumkan Jamaluddin) dilahirkan pada 1 September 1966 di Kandangan (HSS), Kalimantan Selatan. Menyelesaikan studi di STKIP PGRI Banjarmasin pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID) dengan skripsi berjudul “Sajak-sajak Ajamuddin Tiffani dalam Sentuhan Sufistik: Hermeneutika Kerohanian Sebagai Titik Tlak Pengkajian” (1999), kemudian Program Pascasarjana (pada program studi yang sama) di FKIP Unlam Banjarmasin dengan tesis “Cerpen Banjar 1980-2000: Tinjauan Struktur, Isi, dan Konteks Sosialnya” (2004).
            Apresiasi akademik atas puisi-puisi Jamal T. ASuryanata yang dimuat dalam antologi puisi Debur Ombak Guruh Gelombang ini telah dilakukan oleh salah satu mahasiswa PBSID STKIP PGRI Banjarmasin, yaitu :
Ø  Heni Watimena (2011), kajian semiotik terhadap kumpulan puisi Debur Ombak Guruh Gelombang karya Jamal T. Suryanata.

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.      Bagaimana pembacaan heuristik berdasarkan tanda dalam antologi puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
b.      Bagaimana pembacaan hermeneutik berdasarkan tanda dalam antologi puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
c.       Pemaknaan apa saja yang terdapat pada puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.

3.      Tujuan Penelitian
a.      Untuk mengetahui bagaimana cara pembacaan heuristik berdasarkan tanda dalam antologi puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
b.      Untuk mengetahui bagaimana cara pembacaan hermeneutik berdasarkan tanda dalam antologi puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.
c.       Untuk mendeskripsikan pemaknaan yang terdapat pada puisi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.

4.      Manfaat Penelitian.
Penelitian tentang kajian semiotik dalam puisi Debur Ombak Guruh Gemilang karya Jamal T. Suryanata akan bermanfaat :
a.      Bagi para mahasiswa dapat dijadikan sebagai bahan masukan ketika mereka melakukan kajian semiotik dalam puisi karangan penyair lainnya.
b.      Bagi para anggota masyarakat pada umumnya dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang berharga untuk memahami lebih jauh tentang kajian semiotik dalam puisi yang diolah dan dipilih oleh para penyair lainnya.
c.       Untuk menambah wawasan bagi peneliti tentang kajian semiotik sebuah puisi yang merupakan bagian dari pengajaran sastra.
d.      Dapat digunakan sebagai dokumentasi dan bahan kepustakaan untuk penelitian berikutnya bagi yang ingin meneliti puisi berdasarkan analisis semiotik.

5.      Penegasan Istilah
                        Demi menghindari terjadinya kesalah-pahaman istilah dalam penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan istilah. Adapun istilah-istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1.      Kajian adalah hasil dari mengakaji, yaitu bisa disebut juga penyelidikan yang mendalam (Poerwadarminta, 2007:5080).
2.      Dalam Kamus Istilah Sastra dikatakan puisi adalah “gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus” (Zaidan, dkk, 2004:159-60).
3.        Semiotik (semiotika) adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/ masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda mempunyai arti. Dalam lapangan kritik sastra, semiotik meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-ciri (sifat) yang memberi makna bermacam-macam cara (modus) wacana (Pradopo, 2007:85).
6.      Landasan Teori
6.1  Pengertian Puisi
            Shanon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantic Inggris, sebagai berikut :
Wordwoth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-campur.
            Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman deti-detik yang paling indah dalam hidup, misalnya peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.

6.2 Kajian Semiotik
Dari segi istilah, semiotik berasal dari kata Yunani kuno “semeion” yang berarti tanda atau “sign” dalam bahasa inggris. Semiotik merupakan ilmu yang mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan ekspresi. Sehubungan dengan sastra, semiotik secara khusus mengkaji karya sastra (termasuk puisi) yang dipandang memiliki sistem tersendiri yang harus dikaitkan dengan masalah seperti ekspresi, bahasa, situasi, simbol, dan gaya.
Semiotik menjadi satu istilah untuk kajian sastra yang bertolak dari pandangan bahwa semua yang terdapat dalam karya sastra (termasuk puisi) merupakan lambang-lambang atau kode-kode yang mempunyai arti atau makna tertentu. Arti atau makna itu berkaitan dengan sistem yang dianut. Pengetahuan tentang kehidupan masyarakat tidak dapat diabaikan dalam kajian semiotik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kajian semiotik merupakan kajian terhadap tanda-tanda secara sistematis yang terdapat dalam karya sastra (termasuk puisi). Ada dua hal yang berhubungan dengan tanda, yakni yang menandai atau penanda dan yang ditandai atau petanda. Hubungan antara tanda dengan acuannya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.      Ikon
Ada kemiripan antara acuannya dengan tanda. Tanda tersebut memang mirip dengan acuanya atau merupakan gambar/arti langsung dari petanda.
2.      Indeks
Istilah indeks berarti bahwa antara tanda dan acuannya ada kedekatan eksistensial. Penanda merupakan akibat dari petanda (hubungan sebab akibat).
3.      Simbol
Penanda tidak merupakan sebab atau akibat dan tidak merupakan gambaran langsung dari petanda, tetapi hubungan antara tanda dan acuannya yang telah terbentuk secara konvensional. Jadi, sudah ada persetujuan antara pemakai tanda dengan acuannya.
           Untuk melakukan kajian semiotik terhadap puisi, dapat dilakukan dengan pemaknaan sebagai berikut :
1.      Puisi dikaji ke dalam unsur-unsur dengan memperhatikan saling hubungan antar unsur-unsurnya dengan keseluruhannya.
2.      Tiap unsur puisi dan keseluruhannya diberi makna sesuai dengan konvensi puisi.
3.      Setelah puisi dikaji ke dalam unsur-unsurnya dan dilakukan pemaknaan, puisi dikembalikan kepada makna totalitasnya dengan kerangka semiotik.
4.      Untuk pemaknaan diperlukan pembacaan secara semiotik, yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. (Riffaterre, 1978:5-6; Pradopo, 2003:95).
Pembacaan heuristik adalah pembacaan karya sastra (puisi) berdasarkan struktur kebahasaannya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi system semiotik tingkat pertama. Pembacaan hermeniutik merupakan pembacaan ulang sesudah pembacaan heuristik dengan memberikan tafsiran berdasarkan konvensi sastra (Pradopo, 2003:96).
7.         Metode dan Teknik Penelitian
7.1    Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian, penentuan sebuah metode sangat perlu agar proses kerja dapat dilaksanakan secara sistematis dan terarah sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analisis. Metode deskriftif analisis dilakukan dengan cara mendeskrifsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2006:53).
7.2    Teknik Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik. Penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan semiotic itu sesungguhnya merupakan lanjutan dari pendekatan strukturalisme. Strukturalisme itu tidak dapat dipisahkan dengan semiotik. Alasannya adalah karya sastra itu merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna. Tanpa memperhatikan sistem tanda, maknanya, dan konvensi tanda, struktur karya sastra ( atau karya sastra) tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal (Jabrohim, 2007:67).
7.2.1 Teknik Pengumpulan Data
            Sesuai metode yang digunakan, maka teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan dokumentasi kepustakaan. Data kepustakaan ini diperlukan untuk kepentingan telaah puisi berdasarkan analisis semiotik dalam antologi puisi.
7.2.2   Teknik dan Analisis Data
Adapun teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah seperti yang digunakan oleh Endrawarsa (2008:162).
Tahapan-tahapan analisi tersebut adalah:
a.    Membaca karya tersebut secara cermat dan berulang-ulang. Pembacaan berulang-ulang akan membantu peneliti mengadakan data.
b.    Setelah pembacaan dilakukan secara cermat selanjutnya bacaan dipilah-pilah agar mempermudah menganalisisnya. Kemudian dia juga menjelaskan bahwa data tersebut harus dicari yang benar-benar relevan dengan obyek penelitian.
c.    Unsur-unsur yang sudah relevan tadi kemudian dianalisis isi karena data-data yang tersaji pada umumnya bertumpu pada simbol-simbol.
d.    Setelah itu lalu ditafsirkan menurut pandangan pada masa orde lama yang terjadi pada saat itu, sehingga diperoleh refleksi-refleksi simbolik pada puisi yang diteliti.
7.3     Variabel, dan Subvariabel

Variabel
Subvariabel
Kajian Semiotik



a.      Pembacaan Heuristik
b.      Pembacaan Hermeneutik
c.        Pemaknaan Puisi

7.4      Data dan Sumber Data
      Sumber data pada penelitian ini adalah antologi puisi Debur Ombak Guruh Gelombang yang diterbitkan oleh Tahura Media, Banjarmasin Tahun 2009 dengan tebal xvi + 94 halaman (80 puisi). Adapun judul puisi yang menjadi penelitian adalah Dengan Sajak karya Jamal T. Suryanata.
7.5     Prosedur Penelitian
7.5.1        Persiapan
Kegiatan penelitian yang dilakukan tahap ini antara lain :
1.      Mengumpulkan bahan dokumentasi dan bahan pustaka mengenai kajian semiotik dalam puisi yang diteliti.
2.      Meneliti bahan dokumentasi dan bahan pustaka mengenai kajian semiotik dalam puisi yang diteliti.
3.      Menyusun rencana penelitian mengenai kajian semiotik dalam puisi yang diteliti.

7.5.2        Pelaksanaan
Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap antara lain :
1.      Memilih puisi yang diteliti, yakni puisi yang mengandung tentang tanda-tanda.
2.      Mengklasifikasikan kajian semiotik yang terdapat di dalam puisi sumber data.
Penyelesaian
Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
1.      Menyusun laporan hasil penelitian.
2.      Memperbaiki laporan hasil penelitian.
7.5.3        Jadwal Penelitian
            Penelitian ini dijadwalkan berlangsung selama 2 bulan, yakni sejak tanggal 14 Maret 2012 sampai dengan tanggal 14 Mei 2012 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.

No
Kegiatan
Tanggal
Keterangan
    1.
    2.         
    3.
    4.
Tahap Persiapan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Analiss Data
Tahap Perbaikan


14-21 Maret 2012
22 Maret- 11 April 2012
11-30 April 2012
2-4 Mei 2012



              
DAFTAR PUSTAKA
Endrawarsa, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra, Epistomologi, Model Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Widyatama.
Jabrohim. 2002. Metadologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : Hanindita Graha Widya.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada.
Semi, Atar. 1993. Anatomi Sastra. Bandung : Angkasa Raya.
Suryanata, Jamal T. 2010. Tragika Sang Pencipta. Karangnongko : AKAR Indonesia.
Sulistyowati, Endang dan Tarman Effendi Tarsyad. 2011. Teori dan Sejarah Puisi Indonesia. Banjarbaru: Scripta Cendikia.
Tarsyad, Tarman Effendy. 2009. Bahasa dan Gaya Puisi Sapardi Djoko Damono (Analisis Stilistika). Banjarmasin: Tahura Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar